Bakmie MIE-KITA

Apa yang dilakukan Petrus Puspo Sutopo memang tak biasa. Mungkin malah aneh untuk kebanyakan orang. Ia menawarkan keahlian memasak bakmi dengan memasang iklan di harian Kompas pada tahun 1993. Ini bukan iklan mencari pekerjaan tetapi menawarkan kerjasama kemitraan: ia menawarkan ahli dengan mencari pemodal yang mau menjual makanan hasil racikannya. Berhasilkah?

Upaya itu ia lakukan setelah gerai bakmienya di Cengkareng yang ia jalankan sulit dikembangkan lebih jauh. Meski gerobak bakmi yang dijalankannya mendatangkan omset harian Rp 300 ribuan (cukup tinggi untuk ukuran saat itu) ia merasa kekurangan tantangan. Karena itu ia pasang iklan di Kompas tadi.

Rupanya iklan itu menarik pemilik restoran Bakmi Majapahit (Jakarta) dan Bakmi Safari 88 (Puncak, Bogor). Buktinya kedua restoran bakmi itu mengontraknya sampai tiga tahun. Petrus selain mendapat gaji juga mendapat royalti dari hasil racikannya dengan perhitungan Rp 500/mangkok bakmi yang terjual. Ia juga meracik makanan lain di restoran itu seperti nasi goreng juga dengan perhitungan royalti yang sama. Dalam sebulan, kata Petrus, restoran itu bisa menjual 6.000-an mangkok dan piring nasi goreng. Bisa dihitung berapa royalti yang ia dapat.

Meski sukses mengelola makanan di kedua restoran itu, gerai bakminya sendiri tidak berkembang bagus. Ia malah sudah merasa frustrasi dengan bisnis makanannya sendiri. Karena jengkelnya, gerobak bakmi itu ia bakar. Ia kemudian memilih bekerja di perusahaan orang setelah kontrak dengan restoran tadi selesai. Uniknya, bukan bisnis makanan yang ia jalani kemudian melainkan di perusahaan perkayu di Kalimantan.

Suatu ketika tahun 1998 ketika kembali ke Jakarta ia mampir ke Bakmi GM. "Saya mencicipi bakmi. Saya berpikir, saya harus bisa membuat seperti ini," katanya sambil membayangkan ramainya gerai bakmi itu. Setelah itu ia membuat konsep usaha. Dengan membaca aneka buku dan publikasi akhirnya ia bisa merampungkan konsep kerjasama usaha model franchise. Ia yakin konsep kerjasama bisnis ini bisa berjalan jika standardisasi rasa dan pelayanan tetap terjadi di semua gerai.

Yang menarik, seperti juga saat menawarkan racikannya dulu, Petrus menawarkan kerjasamanya cuma dalam bentuk konsep pada tahun 2000. "Konsep bisnisnya saya godok selama dua tahun," katanya. Saat itu ada dua investor yang mau menjadi mitranya dengan mendirikan gerai bakmi yang ia rancang. "Saya sudah merancang semuanya mulai dari menu makanannya dengan SOP yang lengkap juga konsep gerai dan tatanan warnanya," paparnya. Sejak itu lahirlah Bakmi Mie-Kita. Usahanya terus maju dan konsep kemitraan ini terus ia tawarkan sampai sekarang. Menariknya gerai Bakmi Mie-Kita miliknya sendiri baru ia dirikan tahun 2004. Sampai sekarang gerai miliknya cuma tiga sedangkan punya mitra ada 18 outlet yang tersebar di berbagai kota. Total gerai Bakmi Mie-Kita sebanyak 21 gerai saat ini.

Jika menilik pada besarnya investasi yang ditawarkannya untuk masing-masing gerai, perkembangan hingga 21 gerai itu suatu prestasi yang tak bisa dianggap enteng. Apalagi gerai-gerai Bakmi Mie-Kita bukanlah gerai-gerai kecil. Gerainya mulai dari gerai di food court, mini resto, dan resto. Menurut Petrus, untuk pendirian Bakmi Mie-Kita berbentuk food court investasinya Rp 77 juta, yang mini resto Rp 126 juta, dan yang resto Rp 156 juta. Dalam perhitungan Petrus, modal untuk masing-masing investasi itu bisa kembali dalam waktu 12, 15, dan 17 bulan. Untuk meyakinkan konsumen, Petrus juga melakukan sertifikasi halal. "Sertifikasi ini diaudit oleh MUI," kata Petrus.

Melihat perkembangannya sekarang, apa yang sudah dilakukan Petrus memang mengagumkan. Apalagi jika membandingkannya dengan modal usahanya ketika memulai usaha bakmi dulu. Saat membuat gerobak di awal kariernya di bisnis bakmi, ia hanya mengeluakan Rp 500 ribu. Bandingkan dengan jumlah ouitletnya saat ini. 

 

info Franchise,hubungi:
Bakmi Mie-Kita
(Petrus Puspo Sutopo)
Jl. Teratai XII D20/2A
Perum Taman Cibodas
Tangerang
Telp. 021-99826767, 08129924040
Alamat e-mail ini diproteksi dari spabot, silahkan aktifkan Javascript untuk melihatnya

0 komentar:

Posting Komentar